Wisata Kuliner Depok

shares |

Es Pocong

Kedai kecil ini tak pernah sepi dari pengunjung, buka setiap hari dari jam 10.00WIB sampai jam 22.00WIB, setiap menitnya ada saja pengunjung yang datang apalagi pada jam-jam istirahat makan siang.

Ada yang minuman yang khas dari Kedai ini yaitu Es Pocong , minuman ini terdiri dari bubur sumsum yang dicampur dengan potongan pisang kepok (dikukus) dan kue mocci setelah itu diberi sirup sebagai pemanis dan warna merah lalu disajikan dalam cup dengan pecahan es batu, rasanya??? hmm unik dan segar....minuman inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemburu kuliner, walaupun masih banyak lagi nama-nama makanan yang tak kalah serem dan menarik..seperti Lontong Setan, Usus Leak, Ati Ampela Mayat, Nasi Uduk Tuyul,,hahahaaaha,,,nama yang unik yach??!.

Para pecinta kuliner tentu tidak mau ketinggalan untuk menikmati segala macam hidangan di Kedai Lorong , tak perlu bayar mahal, harga di Kedai ini sangat murah berkisar antara 2000 sampai 7000 rupiah,,hihi mendoan bisa didapat dengan harga Rp.2000an kalo harganya belum naik yah,,oiya satu satu Es Pocong cuma Rp.4000 lho. Ayo tungu apalagi , serrrrbuuuuu............

Mi Aceh

Selain sajian Mi Cina, kita bisa pula menemukan Mi Aceh di Depok. Satu yang terkenal adalah Pondok Bangladesh Mi Aceh yang berlokasi di pinggir jalan Margonda Raya, sebelah kiri dari arah Jakarta. Rumah makan ini sudah berdiri dari tahun 2000 dan dikelola oleh sepasang suami istri, suami Aceh dan istri Jawa. Sehari-harinya, restoran ini terlihat sepi dari luar. Jam makan yang ramai biasanya pada malam hari, untuk hari kerja (Senin-Jumat). Pengunjung menjadi bertambah bila sudah akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
Mendengar nama Pondok Bangladesh, mungkin Anda pernah melihat nama rumah makan serupa di daerah Pasar Minggu. Benar. Rumah makan ini memang sama dengan di Pasar Minggu. Hanya saja, Pondok Bangladesh Depok bukan cabang dari restoran serupa di Pasar Minggu. Namanya sama, karena pemilik restoran di Depok bersaudara kandung dengan pemilik restoran di Pasar Minggu. Membingungkan? Ya, saya juga bingung sewaktu pertama kali mendengarnya. Pada dasarnya, resep masakan Pondok Bangladesh Depok sama dengan restoran pertama di Pasar Minggu. Menunya juga sama. Yang berbeda adalah pemiliknya. Sehingga, walaupun namanya sama, restoran yang di Depok ini berdiri sendiri dan tidak terikat dengan di Pasar Minggu. Hmm, unik ya? Nama sama, menu sama, resep sama, tapi bukan cabang karena pemilikinya berbeda. Akh, :)
Masakan yang disajikan di tempat ini adalah aneka Mi--goreng, rebus--dengan campuran seafood, daging sapi, dan telur dadar/mata sapi dan aneka nasi goreng--biasa, istimewa, spesial (seafood dan telur dadar/mata sapi). Minuman yang dapat dipesan juga standar--teh manis, kopi, soft-drink--plus jus buah dan teh tarik. Khusus jus buah, ada sajian jus dari buah aren yang katanya memilki banyak khasiat, khususnya untuk wanita hamil. Citarasa masakan di Pondok ini tidak jauh berbeda dari masakan Aceh pada umumnya, panas dan pedas. Nasi goreng dan mi goreng yang saya pesan terasa panas bukan hanya karena baru dimasak tapi juga memiliki aroma yang hangat saat dikunyah dan ditelan. Bumbu rempah-rempahnya juga pedas meski terlihat sedikit penggunaan cabe. Wow, tanpa sambal saja sudah pedas apalagi dengannya. Entah, bumbu macam apa yang mereka pakai.
Dari segi harga, masakan yang disajikan di sini termasuk sedang-sedang saja. Harga berkisar antara Rp12.000 hingga Rp20.000. Kalau makan sendiri, Anda bisa menghabiskan + 15 ribu rupiah, termasuk minum. Meskipun harga 15 ribu dipandang mahal oleh sebagian orang, porsi masakan di tempat ini juga besar. Menurut saya, harga makanan sebanding dengan porsinya. Apalagi, mutu masakannya sendiri juga lezat. Harga minuman standar. Mungkin yang agak mahal teh tarik, kalau tidak salah 5 ribu rupiah. Paling mahal, jus buah aren, saya tidak ingat persis harganya. Yang pasti, jus ini adalah minuman paling mahal dibandingkan yang lain.

Related Posts

0 komentar:

Posting Komentar